Oleh : Sonya Nainggolan
Suatu kali saya melihat sebuah buku yang menurut saya sangat menarik yaitu buku The Starbucks Experience karya Joseph A Michelli. Dibuku tersebut dikatakan bahwa Starbucks sangat memperhatikan pelatihan karyawannya bahkan dana yang cukup besar dikeluarkan untuk hal pelatihan tersebut dibandingkan dengan biaya promosi, bahkan dari beberapa rekan kerja yang saya tanyakan dari mana mereka pertama kali mengenal Starbucks ternyata bukan dari iklan tetapi dari mulut ke mulut. Tidak banyak memang perusahaan yang sangat menghargai karyawannya sehingga memberikan pelatihan-pelatihan bagi kemajuan karyawannya.
Kepuasan karyawan sangat menentukan kinerja kerjanya, jika karyawan puas dengan apa yang di dapat dari perusahaan maka ia bekerja dengan giat dan jika semua karyawan bekerja dengan maksimal sudah dipastikan perusahaanpun akan mengalami kemajuan. Tetapi jika karyawan merasa kurang puas, bahkan merasa kurang diperhatikan hanya sebagai “sapi perah” maka karyawanpun akan bekerja dengan asal-asalan yang penting pekerjaan selesai soal hasilnya baik atau banyak salah tidak diperdulikan. Bahkan mungkin berusaha cepat selesai yang penting target tercapai dan waktu yang sisa dapat digunakan untuk bersantai atau mengurus urusan pribadi.
Banyak hal yang dapat diperhatikan perusahaan bagi kepuasan karyawannya misalnya saja perhatikan tunjangan yang saat ini diterimanya terlebih tunjangan kesehatan. Atau berikan reward bagi karyawan jika targetnya tercapai atau penghargaan lainnya. Disebuah perusahaan swasta setiap hari Senin pagi selalu diberikan briefing oleh pihak management pada saat briefing tersebut selalu diumumkan karyawan yang “berjasa” pada perusahaan tersebut pada minggu itu dan kemudian diberikan hadiah. Kriteria yang diberikan memang sangat sederhana. Jangan bayangkan bahwa hadiah selalu berhubungan dengan uang yang cukup besar, sebab ternyata hadiah yang diberikan berupa voucher belanja dengan jumlah yang tidak besar, atau voucher makan disalah satu waralaba Jepang. Tetapi bagi karyawan yang menerimannya merasa bahwa dia sangat dihargai sehingga dia akan bekerja dengan lebih baik lagi. Dan jika setiap karyawan akan berlomba memberi yang terbaik, hasilnya setiap tahun target perusahaan tersebut selalu tercapai bahkan melebihi target. Kerja keras karyawan pasti berdampak bagi kemajuan bisnis perusahaan.
Seorang HR jangan hanya bicara soal peraturan, prosedur dan kebijakan tetapi perhatikan reward yang bisa diberikan kepada karyawan. Tidak akan rugi jika perusahaan memperhatikan kepuasan karyawan sebab hasilnya adalah kemajuan perusahaan.
Suatu kali saya melihat sebuah buku yang menurut saya sangat menarik yaitu buku The Starbucks Experience karya Joseph A Michelli. Dibuku tersebut dikatakan bahwa Starbucks sangat memperhatikan pelatihan karyawannya bahkan dana yang cukup besar dikeluarkan untuk hal pelatihan tersebut dibandingkan dengan biaya promosi, bahkan dari beberapa rekan kerja yang saya tanyakan dari mana mereka pertama kali mengenal Starbucks ternyata bukan dari iklan tetapi dari mulut ke mulut. Tidak banyak memang perusahaan yang sangat menghargai karyawannya sehingga memberikan pelatihan-pelatihan bagi kemajuan karyawannya.
Kepuasan karyawan sangat menentukan kinerja kerjanya, jika karyawan puas dengan apa yang di dapat dari perusahaan maka ia bekerja dengan giat dan jika semua karyawan bekerja dengan maksimal sudah dipastikan perusahaanpun akan mengalami kemajuan. Tetapi jika karyawan merasa kurang puas, bahkan merasa kurang diperhatikan hanya sebagai “sapi perah” maka karyawanpun akan bekerja dengan asal-asalan yang penting pekerjaan selesai soal hasilnya baik atau banyak salah tidak diperdulikan. Bahkan mungkin berusaha cepat selesai yang penting target tercapai dan waktu yang sisa dapat digunakan untuk bersantai atau mengurus urusan pribadi.
Banyak hal yang dapat diperhatikan perusahaan bagi kepuasan karyawannya misalnya saja perhatikan tunjangan yang saat ini diterimanya terlebih tunjangan kesehatan. Atau berikan reward bagi karyawan jika targetnya tercapai atau penghargaan lainnya. Disebuah perusahaan swasta setiap hari Senin pagi selalu diberikan briefing oleh pihak management pada saat briefing tersebut selalu diumumkan karyawan yang “berjasa” pada perusahaan tersebut pada minggu itu dan kemudian diberikan hadiah. Kriteria yang diberikan memang sangat sederhana. Jangan bayangkan bahwa hadiah selalu berhubungan dengan uang yang cukup besar, sebab ternyata hadiah yang diberikan berupa voucher belanja dengan jumlah yang tidak besar, atau voucher makan disalah satu waralaba Jepang. Tetapi bagi karyawan yang menerimannya merasa bahwa dia sangat dihargai sehingga dia akan bekerja dengan lebih baik lagi. Dan jika setiap karyawan akan berlomba memberi yang terbaik, hasilnya setiap tahun target perusahaan tersebut selalu tercapai bahkan melebihi target. Kerja keras karyawan pasti berdampak bagi kemajuan bisnis perusahaan.
Seorang HR jangan hanya bicara soal peraturan, prosedur dan kebijakan tetapi perhatikan reward yang bisa diberikan kepada karyawan. Tidak akan rugi jika perusahaan memperhatikan kepuasan karyawan sebab hasilnya adalah kemajuan perusahaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar