Oleh : Dr. Lamrenta
Identik dengan pengeluaran dan tabungan didalam berkeluarga. Dalam berkeluarga untuk dapat memilki tabungan bersama perlu pengelolaan yang tepat. Kebanyakan pasangan suami istri merasa risih, apabila harus membicarakan masalah keuangan dalam keluarga, padahal kegagalan dalam membicarakan persoalan itu berpotensi menimbulkan permasalahan yang fatal.
Oleh karena itu dalam hal keuangan keluarga sangat dibutuhkan sebuah pola pengelolaan dimana masing-masing individu didalam keluarga baik suami atau pun istri, memiliki hak dan kewajiban yang seimbang.
Banyak perubahan yang terjadi saat berkeluarga. Satu dari banyak perubahan pengaturan ini termasuk juga adalah pengaturan keuangan keluarga. Sebagai seseorang yang telah menikah, pasti lebih banyak pertimbangan dalam pengelolaan keuangan dibandingkan ketika masih lajang.
Perlu pengaturan keuangan yang lazim terjadi dan layak dipertimbangkan, yaitu didalam hal :
Penghasilan
Setelah menikah ada beberapa pola sumber dan alokasi penghasilan yang mungkin terjadi :
Suami berpenghasilan sementara istri tidak berpenghasilan. Hal ini memerlukan kesepakatan bersama untuk mengelolanya.
Suami berpenghasilan, istri tetap berpenghasilan. Disini suami bekerja, sehingga mendapat penghasilan dan istri tetap bekerja sehingga mendapat income. Untuk masalah pengelolaan double income atau penghasilan ganda seperti ini, bisa dilakukan berdasarkan kesepakatan bersama.
Istri berpenghasilan suami tidak berpenghasilan. Meski jarang terjadi tetapi tidak menutup kemungkinan kondisi ini terjadi. Dalam hal inilah istri satu-satunya sebagai sumber penghasilan keluarga.
Setelah menikah ada beberapa pola sumber dan alokasi penghasilan yang mungkin terjadi :
Suami berpenghasilan sementara istri tidak berpenghasilan. Hal ini memerlukan kesepakatan bersama untuk mengelolanya.
Suami berpenghasilan, istri tetap berpenghasilan. Disini suami bekerja, sehingga mendapat penghasilan dan istri tetap bekerja sehingga mendapat income. Untuk masalah pengelolaan double income atau penghasilan ganda seperti ini, bisa dilakukan berdasarkan kesepakatan bersama.
Istri berpenghasilan suami tidak berpenghasilan. Meski jarang terjadi tetapi tidak menutup kemungkinan kondisi ini terjadi. Dalam hal inilah istri satu-satunya sebagai sumber penghasilan keluarga.
Pengeluaran
Selain pola penghasilan yang berubah setelah menikah, pola pengeluaranpun berubah. Jika sebelumnya seluruh penghasilan anda dapat digunakan untuk keperluan pribadi, maka setelah menikah muncul pos-pos pengeluaran lainnya. Misalnya, cicilan kredit rumah, pos belanja rumah tangga sehari-hari, tagihan listrik air, telepon, uang sekolah anak dan masih banyak lagi.
Selain pola penghasilan yang berubah setelah menikah, pola pengeluaranpun berubah. Jika sebelumnya seluruh penghasilan anda dapat digunakan untuk keperluan pribadi, maka setelah menikah muncul pos-pos pengeluaran lainnya. Misalnya, cicilan kredit rumah, pos belanja rumah tangga sehari-hari, tagihan listrik air, telepon, uang sekolah anak dan masih banyak lagi.
Berikut ini ada 3 tipe pengeloalaan yang bisa anda pilih sesuai dengan keinginan anda bersama pasangan anda, hal yang terpenting disini adalah kehidupan keluarga dengan tanggung jawab bersama.
Uang bersama dan sistem amplop
Penghasilan suami dan istri langsung digabung bersama. Setelah itu, gabungan kedua pendapatan langsung dialokasikan kepos-pos pengeluaran rutin yang telah dihitung lebih dulu. Biasanya pengeluaran : makan dan minum, listrik, membayar kredit rumah, cicilan mobil, telepon, uang sekolah anak, asuransi dan kebutuhan mobil (bensin, servis berkala, kerusakan dll). Lalu sisanya atau bila ada sisa maka ditabung dan membuka account bersama dibank.
Penghasilan suami dan istri langsung digabung bersama. Setelah itu, gabungan kedua pendapatan langsung dialokasikan kepos-pos pengeluaran rutin yang telah dihitung lebih dulu. Biasanya pengeluaran : makan dan minum, listrik, membayar kredit rumah, cicilan mobil, telepon, uang sekolah anak, asuransi dan kebutuhan mobil (bensin, servis berkala, kerusakan dll). Lalu sisanya atau bila ada sisa maka ditabung dan membuka account bersama dibank.
Membagi berdasarkan persentase
Bentuk manajement ini adalah membagi tanggung jawab dalam bentuk jumlah atau persentase seluruh kebutuhan keluarga setiap bulan dihitung berdasarkan pos darurat dan pos tabungan.
Masing-masing sepakat menyumbang sebesar jumlah tertentu untuk menutupi kebutuhan tersebut. Sisanya sebagai tabungan pribadi untuk kebutuhan pribadi. Misalnya istri membeli parfum, lipstik atau baju. Misal 80 : 20, artinya masing-masing menyetor 80 persen dari gajinya, sedang sisanya 20 persen disimpan untuk diri sendiri. Jika bisa berhemat, dari uang bersama yang 80 persen, bisa tersisa untuk tabungan keluarga, disamping suami dan istri juga masing-masing punya tabungan pribadi.
Bentuk manajement ini adalah membagi tanggung jawab dalam bentuk jumlah atau persentase seluruh kebutuhan keluarga setiap bulan dihitung berdasarkan pos darurat dan pos tabungan.
Masing-masing sepakat menyumbang sebesar jumlah tertentu untuk menutupi kebutuhan tersebut. Sisanya sebagai tabungan pribadi untuk kebutuhan pribadi. Misalnya istri membeli parfum, lipstik atau baju. Misal 80 : 20, artinya masing-masing menyetor 80 persen dari gajinya, sedang sisanya 20 persen disimpan untuk diri sendiri. Jika bisa berhemat, dari uang bersama yang 80 persen, bisa tersisa untuk tabungan keluarga, disamping suami dan istri juga masing-masing punya tabungan pribadi.
Membagi tanggung jawab
Misalnya, suami mengeluarkan biaya untuk urusan 'berat', seperti membayar kredit rumah, cicilan mobil, listrik, telepon, uang sekolah anak, kebutuhan mobil, dan asuransi. Sementara bagian istri adalah belanja logistik bulanan, pernak-pernik rumah, jajan, dan liburan akhir pekan dan pos tabungan. Dilihat dari jumlahnya, suami menanggung lebih banyak dana. Tetapi istri juga punya kontribusi dana rumah tangga. Kalau teryata istri yang memiliki pendapatan yang lebih besar, tentunya hal ini juga bisa dilakukan sebaliknya.
Misalnya, suami mengeluarkan biaya untuk urusan 'berat', seperti membayar kredit rumah, cicilan mobil, listrik, telepon, uang sekolah anak, kebutuhan mobil, dan asuransi. Sementara bagian istri adalah belanja logistik bulanan, pernak-pernik rumah, jajan, dan liburan akhir pekan dan pos tabungan. Dilihat dari jumlahnya, suami menanggung lebih banyak dana. Tetapi istri juga punya kontribusi dana rumah tangga. Kalau teryata istri yang memiliki pendapatan yang lebih besar, tentunya hal ini juga bisa dilakukan sebaliknya.
Lantas pertanyaannya, mana yang terbaik dari ketiga sistem diatas? Hal tersebut sangat dipengaruhi oleh kebiasaan dan tentunya kesepakatan antara suami dan istri, diskusikanlah hal tersebut, agar hal tsb tidak menjadi masalah dalam keluarga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar