Oleh : Susan Kevin
Figur seorang pemimpin pasti akan menjadi sorotan banyak orang. Segala macam tindak tanduknya akan menjadi santapan media untuk mengundang komentar baik positif ataupun negatif. Hal ini sepertinya sudah menjadi kondisi yang wajar terjadi mengingat seorang pemimpin adalah seorang yang sudah dipilih dari sekian banyak orang, yang diharapkan banyak orang (komunitas tertentu) untuk meraih tujuan mereka memilih seorang pemimpin. Suka tidak suka, seorang pemimpin pastinya akan menjadi perhatian banyak orang.
Kita lihat saat ini bagaimana luar biasanya dampak seorang pemimpin yang dianggap gagal memimpin komunitasnya. Seorang Hosni Mubarak begitu luar biasa didemo rakyatnya sendiri karena kecewa dengan pemimpinnya sendiri.
Dalam banyak situasi, orang cenderung memberikan komentar tidak hanya komentar positif. Segala macam dari seorang pemimpin bisa dijadikan bahan komentar, dari yang positif sampai dengan yang negatif. Pertanyaannya sekarang, apakah sulit menjadi seorang pemimpin?
Suatu kali seorang anak buah mengkritik atasannya yang dinilainya tidak fair dalam hal absensi. Atasan tidak (mau) absen sementara anak buah harus absen. Ini namanya dinilai anak buahnya tidak memberi contoh.
Posisi atasan yang selalu semua gerak-geriknya terlihat, pastinya akan diikuti bawahannya. Apa yang dilakukan anak buah, segala macam komentar, pastinya atasan ybs tahu bahwa dia diperhatikan anak buahnya. Feedbacknya, ada atasan yang peka, ada juga yang pura-pura tidak tahu dan tidak mencari solusi harus bagaimana, ada juga yang terima saja kondisinya seperti itu tanpa peduli apa kata anak buah.
Atasan yang tidak mau membuka mata dan telinga adalah seorang yang tidak mau mendengar apa kata arus bawah. Segala sesuatu keputusan bahkan dapat diputuskannya sendiri tanpa peduli anak buah sanggup atau tidak, efektif atau tidak karena tidak didiskusikan sebelumnya dengan anak buah untuk mendapatkan masukan. Jika demikian, tidak ada team work disini.
Situasi yang demikian mestinya dapat menjadi pembelajaran yang baik bagi seorang atasan. Segala macam komentar yang masuk, baik buruk harusnya dapat diterima dan ditelaah baik-baik manakah yang dapat dilakukan untuk memperbaiki diri atau situasi yang sebelumnya dinilai kurang baik.
Kegagalan dan kesalahan biasanya dapat dilakukan oleh seorang bawahan, namun dengan demikian apakah seorang atasan tidak ada bagian disitu? Ada juga seorang atasan yang punya kebiasaan cuci tangan. 100 % kesalahan adalah kesalahan anak buah. Padahal sebenarnya dia lupa kesalahan itu terjadi sebagain karena tidak ada supervisi disitu. Seorang atasan yang demikian tidak akan disenangi anak buahnya. Seorang atasan yang berani pasang badan diomeli karena kesalahan anak buahnya, justru akan mengundang simpati (terutama) anak buahnya dan ybs akan bekerja lebih baik lagi di masa mendatang. Mana yang lebih baik menurut Anda?
Ada sebuah ungkapan yng mengatakan bahwa seorang atasan yang sukses adalah seorang yang bisa mengelola kesalahan-kesalahan yang timbul, dan bahkan bisa menprediksi sebelumnya dengan message belajar dari kesalahan.
Satu lagi yang harus diingat oleh seorang atasan. Jangan pernah sekalipun mempermalukan anak buah di depan forum. Ini sikap seorang atasan yang tidak gentle dan sama sekali tidak menyelesaikan masalah dan mau cari aman saja.
Atasan harus dapat membangun trust anak buahnya dan memberikan kesempatan anak buah untuk berkembang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar