13 Jan 2011

Pemimpin Bijak Adalah Pemimpin Yang Memberi Telinganya Untuk Mendengar


Oleh: Adelina Martha

Sebagai seorang pemimpin yang bijak dan dapat mengerti segala situasi disekitarnya, maka ia harus memiliki kemampuan untuk mendengarkan dengan baik setiap bawahannya, dengan demikian seorang pemimpin perlu meningkatkan kemampuannya untuk mendengarkan. Karena disini dibutuhkan kesabaran extra dan waktu yang lebih panjang dari biasanya untuk mendengarkan. Menurut Sam Deep dan Lyie Sussman dalam bukunya manajer bijak diperlukan teknik-teknik yang jitu untuk mengembangkan kemampuan ini, ini dimulai dari keinginan yang besar dari seorang pemimpin agar tujuan dan ide-idenya dapat tercapai. Salah satu kegagalan seorang pemimpin adalah tidak sabar dalam mendengarkan keluh kesah / tanggapan dari bawahan sehingga seringkali hal-hal yang harusnya dapat teratasi dan diselesaikan secara dini menjadi tertunda karena ketidak sabaran mendengarkan .
Ada 12 teknik untuk meningkatkan kemampuan mendengarkan :
1. Diam. Anda tidak dapat berbicara sambil mendengarkan
2. Harus disadari bahwa mendengarkan adalah sesuatu yang anda lakukan demi kesuksesan pribadi anda. Anda tidak mendengarkan sekedar untuk bersikap manis terhadap orang lain, mendengarkan menghasilkan keampuhan, rasa hormat dan cinta serta memberikan anda informasi yang anda butuhkan untuk menjadi efektif.
3. Bersedia mendengarkan lebih baik. Pandanglah mendengarkan sebagai investasi kecil dari waktu dan tenaga yang akan memberikan hasil besar dalam pemahaman antar manusia.
4. Mengurangi rasa mementingkan diri sendiri.  Anda mungkin satu-satunya orang yang percaya bahwa anda dan apa yang anda katakan adalah lebih penting daripada orang lain dan apa yang mereka katakan, inilah hal yang paling keliru yang tidak boleh dilakukan.
5. Siaplah untuk mendengarkan. Pikirkan sebelumnya tentang pembicara dan topik yang akan dibicarakan, tetapkan tujuan yang ingin anda capai dalam mendengarkan.
6. Berikan konsentrasi lebih besar kepada pembicara. Kebanyakan orang berbicara dengan kecepatan rata-rata 120 kata permenit, kemampuan rata-rata mendengarkan kira-kira 480 kata per menit, atau empat kali lebih cepat. Selisih ini membuat pikiran kita melayang-layang kemana-mana ketika orang lain berbicara. Jika kita dapat mencurahkan konsentrasi lebih besar kepada pembicara – misalnya sekitar 200 kata permenit dari kemampuan mendengarkan – pikiran kita tidak akan melantur. Kita mencapainya dengan melakukan kontak mata, dengan memikirkan sungguh-sungguh apa yang sedang disampaikan, dengan duduk tegak, dan dengan mengajukan pertanyaan.
7. Amati isyarat nonverbal. Amatilah apa yang mungkin disampaikan pembicara melalui bahasa tubuh, dengarkan nada suaranya.
8. Tahan keinginan anda untuk menginterupsi. Jangan menginterupsi. Tundalah penilaian sementara orang sedang berbicara. Anggaplah seolah-olah semua yang dikatakan pembicara adalah benar (memang demikian, dalam arti pembicara pasti meyakininya), setidak-tidaknya sampai ia berhenti berbicara. Jika anda mulai merasa marah, hentikanlah pembicaraan orang itu. Katakan tentang kekesalan anda, kemudian biarkanlah ia meneruskan.
9. Jangan rencanakan tanggapan anda ketika orang sedang berbicara. Anda hanya memerlukan beberapa detik untuk memikirkan tanggapan anda sebelum anda melakukannya. Orang lain akan menunggu anda. Tidak ada salahnya terjadi kesenyapan sejenak diantara waktu seseorang bicara dengan waktu anda bicara.
10. Berusahalah untuk mendengarkan. Abaikan lingkungan yang berisik. Jangan terpancing gangguan dari lingkungan dan dari pembicara sendiri.
11. Bila anda perlu mendengar semua yang dikatakan seseorang. Katakanlah kepada diri sendiri: “Memahami keyakinan dan perasaan orang ini merupakan hal terpenting dalam hidup saya sekarang ini. Inilah saatnya anda memusatkan seluruh kemampuan mendengarkan anda yang 480 kata per menit itu pada pembicara. Anda akan menyadari bahwa anda telah melakukan tugas anda dengan baik jika anda merasa lelah setelah itu.
12. Berlatihlah mengambil keputusan yang perlu tanpa harus sampai pada kesimpulan akhir. Sekali anda memutuskan apa yang tepat pada suatu situasi. Anda akan menggunakan sisa tenaga Anda untuk mempertahankan keputusan itu, dan biasanya anda tidak mau mendengarkan ketidaksepakatan . Akan lebih baik bagi anda untuk bertindak, bila memang harus, dalam suatu situasi sambil tetap terbuka terhadap kemungkinan perubahan pikiran Anda nantinya jika data baru diperoleh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar